CARIU, BOGOR – MEDIAPOLRINEWS |
Lokasi konstruksi As Bendungan Cibeet yang dikerjakan oleh PT. PP (Persero) ternyata belum sepenuhnya steril dari aktivitas warga. Beberapa rumah yang seharusnya sudah dibebaskan justru dimanfaatkan sebagai gudang penyimpanan solar dan tempat berteduh pekerja. Selain itu, jalan desa di Kampung Cipicung, Desa Kutamekar, terputus akibat proyek tanpa adanya penggantian dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
Kepala Desa Kutamekar, Uteng, menyayangkan sikap PT. PP yang tidak melakukan koordinasi sebelum memutus akses jalan desa. “Aset jalan desa tersebut belum ada pengganti. Jika mau dimanfaatkan untuk konstruksi, seharusnya PT. PP memberitahukan kepada desa. Ini sama sekali tidak dilakukan,” tegasnya.
Berdasarkan informasi dari pekerja di lokasi, satu rumah warga yang seharusnya dibongkar justru dialihfungsikan sebagai gudang penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) oleh PT. LMA, subkontraktor yang menyediakan alat berat untuk proyek tersebut. Satu rumah lainnya dijadikan tempat berteduh sekaligus warung kopi bagi pekerja.
Padahal, sesuai standar pembangunan bendungan, area konstruksi harus steril dari pemukiman warga untuk memastikan keamanan dan kelancaran proyek. Keberadaan aktivitas warga di sekitar lokasi berpotensi menimbulkan masalah sosial, lingkungan, bahkan keselamatan kerja.
Tim MediaPolriNews berupaya mengonfirmasi hal ini kepada penanggung jawab lapangan PT. PP, namun tidak berhasil menemui pihak terkait. Saat mendatangi kantor proyek, perwakilan humas, Adi Darmadi, disebutkan sedang berada di luar kota.
Proyek Bendungan Cibeet merupakan infrastruktur strategis yang seharusnya dikelola dengan transparan dan akuntabel. Namun, temuan ini mengindikasikan adanya kelalaian dalam pengelolaan lahan dan komunikasi dengan masyarakat setempat.
(Tim/Red)