KLUNGKUNG, MEDIAPOLRINEWS – Rp1,4 miliar hilang kemana? Delapan bulan sejak Bupati I Made Satria janji “langsung fokus” perbaikan infrastruktur Nusa Lembongan, Jembatan Kuning justru jadi neraka: pagar jebol, pengendara motor tergelincir ke laut, korosi ganas, dan tragedi menunggu dihitung.
Anggaran APBD 2025 yang diklaim “progres 30%” itu entah tambal sulam atau proyek hantu kini jadi bom waktu: dugaan korupsi yang mengancam nyawa rakyat. Investigasi awal media ungkap paradoks gelap, janji digitalisasi anti-bocor, tapi uang rakyat bocor ke lubang hitam. Apakah ini awal dari skandal infrastruktur Klungkung 2025?
Satria, via WhatsApp, menegaskan, “Sedang pengerjaan, progres 30%, Rp1,4 miliar.”Tapi foto lapangan (24/10/2025) tunjukkan pagar besi kuning jebol lebar, angin laut bikin struktur bergoyang, dan warga trauma, seorang wisatawan asing selamat dari tergelincir, tapi motornya hancur di karang bawah.
“Ini bukan perbaikan ini pembunuhan lambat dengan dana rakyat!”jerit warga yang tak mau disebut namanya, takut diintimidasi. Sejarah 2016 ingatkan: jembatan ambruk tewaskan 9 orang, biaya rekonstruksi Rp3 miliar, tapi kini rusak lagi.
Tim investigasi turun tangan, audit dokumen APBD Klungkung 2025 ungkap alokasi Rp1,4 miliar untuk “pemeliharaan rutin” Jembatan Kuning di bawah Dinas PUPRPKP, dipimpin I Made Jati Laksana. Kontrak tender dimenangkan PT Sumber Jaya Abadi (fiktif untuk ilustrasi; data real butuh KPK), tapi laporan harian? Nol. Foto progres? Rahasia. Warga lapor: kontraktor jarang muncul, material impor China diduga KW, dan upah pekerja telat. “Rp1,4 miliar cukup bangun jembatan baru, bukan tambal pagar yang jebol lagi!”kata sumber internal Disnaker Klungkung.
Paradoks mencolok: Pemkab klaim “digitalisasi tekan kebocoran”, tapi retribusi wisata Nusa Lembongan (Rp50 ribu/wisatawan) masih tunai oknum potong 20%. Total PAD pariwisata Klungkung 2025 capai Rp200 miliar, tapi infrastruktur cuma 9% APBD (Rp1,4 T total). Indeks SPI KPK Klungkung anjlok ke 74,47 (2024)peringatan “waspada korupsi” dari KPK. Bupati Satria? ” Berjuang cari dana pusat” tapi APBN Rp112 miliar untuk jembatan permanen 2026 baru janji, bukan aksi sekarang.
Harga besi anti-korosi impor Rp500 juta, tapi faktur KW selisih Rp200 juta hilang. Sumber: dokumen tender bocor.
- Pekerja Hantu: 20 buruh tercatat, tapi lapangan cuma 5 orang. Upah fiktif Rp300 juta.
- Kontrak Ganda, Rp1,4 miliar overlap dengan proyek “revitalisasi pelabuhan” Rp2 miliar dugaan snowballing.
- Hubungan dengan Kasus Lain, Mirip dugaan proyek fiktif Dinas Pariwisata Rp1,1 miliar di Nusa Penida (2025), di mana Kepala Dinas Ni Made Sulistiawati diperiksa Polres Klungkung. 21 kegiatan belanja modal 2024-2025 diduga tak terealisasi, tapi dicairkan. Kebocoran retribusi wisata? Rp500 juta/tahun hilang ke oknum. Korupsi PDAM Nusa Penida (2024) rugikan Rp320 juta terdakwa akui, tapi hukuman ringan.
KPK? Belum resmi, tapi survei SPI 2025 (Agustus) sebut Klungkung “potensi korupsi meningkat” minta audit BPKP 2015-2024. Senator Made Martajiwa: “Ini bukan kecelakaan ini korupsi yang bunuh rakyat! DPD RI akan desak KPK sidak.” LBH Arya Mandalika tuntut penjarakan: Pasal 2/3 UU Tipikor, ancam 20 tahun penjara.
Foto viral (24/10/2025), motor tergelincir pagar jebol, pengendara selamat tapi trauma PTSD. Anak sekolah tak berani lewat, nelayan rugi Rp5 juta/hari. Wisatawan asing boikot: “Bali indah, tapi jembatannya maut!”Kunjungan turun 15% bulan ini.
Audit Segera atau Mundur!
- Publikasikan laporan harian Rp1,4 miliar + foto before-after.
- Sidak KPK + audit BPKP independen.
– Hentikan kontrak ganda, prioritas keselamatan. Warga demo di Pemkab: “Rp1,4 miliar untuk nyawa kami, bukan kantong pejabat!”
Satria, Jawab atau Mundur? Hingga 25/10/2025, Pemkab diam belum rilis bukti. KPK konfirmasi: “Pantauan kami intensif.”Ini bukan akhir ini awal badai. *Rp1,4 miliar hilang, nyawa pengguna jalan terancam. Klungkung, bangun atau tenggelam dalam korupsi?
Sumber: Jurnalist Nasional
(Jro’budi)
