RSUD Jayapura Minim Fasilitas, Ketua YKKMP Pembela HAM Angkat Bicara!

JAYAPURA – Minim Fasilitas, Dokter Rumah Sakit Dok II Jayapura pinta pasien untuk di operasi di RS Bhayangkara pasalnya pasilitas untuk penanganan pasien yang mengalami patah tulang tersebut tidak ada. Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP Pembela HAM) keluhkan pelayanan oleh dokter RS. Dok II itu, Sabtu, (17/12/2022).

Namun Dokter Rumah Sakit tersebut, sampaikan rumah sakit tidak memiliki alat operasi, yang ada alat untuk operasi hanya di Rumah Sakit Bhayangkara di kota Raja Jayapura. Lalu Dokter sarankan untuk di rujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara kota raja, karena menurut dokter alat sangat lengkap dari pada Rumah Sakit Dok II.

Hal demikian 𝙏𝙝𝙚𝙤 𝙃𝙚𝙨𝙚𝙜𝙚𝙢 turut prihatin dan dirinya menduga Dr Anton Mote selaku dir RSUD prof Papua selama ini hanya sibuk urus RS Pribadi Lukas Enembe yang ada di Koya Tengah. Menurutnya disaat pasien Oarang Asli Papua perlu penanganan medis yang memadahi, justru peralatan medis RSUD dipindahkan ke RS Pribadi milik Lukas Enembe di Koya Tengah.”Ungkapnya

Karena Dokter mengatakan demikian sehingga keluarga sepakat dan pindah ke Rumah Sakit 𝗥𝗢𝗣𝗜𝗧𝗔 sampai tiba di sana dan setelah dicek biayanya memang sangat mahal hampir Rp. 200.000.000.00 Dua Ratus Juta Rupiah.

“Karena ketidakmampuan keluarga untuk membayar nilai uang tersebut, Keluarga yang pilih menuju Ke Rumah Sakit Dian Harapan di Waena. sampai tiba disana petugas sampaikan rumah sakit tersebut sampaikan kepada petugas Lembaga dan pasien bersama keluarga Dokter pulang tuti di kampung, sehingga tidak bisa di tangani.”Ujarnya

Kemudian Theo Hesegem menambahkan, “Beberapa Rumah Sakit di Jayapura sebagian ada alat dan mahal biaya, yang lain dokter tutibdi kampung, rumah sakit Dok II tidak ada alat dan Dokter untuk melakukan tindakan operasi, terpaksa Pasien diantar ke Rumah Sakit Bhayangkara di kota raja Jayapura.”Keluhnya

Setelah komunikasi antara petugas lembaga dan pasien, bahwa memang rumah sakit tersebut bisa lakukan tindakan operasi namun biayanya dapat mencapai sekitar Rp. 75.000.000.00 Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah.

“Setelah saya komunikasi dengan Dokter Rumah Sakit Bhayangkara melalui telpon selulernya ia sampaikan kami siap untuk melakukan tindakan operasi, tetapi biayanya sekitar Rp. 75.000.000.00 Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah. Dan untuk biaya awal atau deposit sekitar Rp 35.000.000.00 Tiga puluh lima juta rupiah.”Katanya

“Saya sebagai pembela Ham di Papua sangat mengharapkan kepada Pemerintah Provinsi Papua untuk segera memanggil Dokter tersebut dan mengevaluasi segera dan melengkapi alat operasi yang kurang.

“Saya berharap tidak terjadi indikasi baku tibu terhadap Pasien terhadap oleh pihak Rumah Sakit di Dok II Jayapura., mengingat beberapa waktu yang lalu telah terjadi aksi unjuk rasa oleh tenaga kesehatan RSUD Prop Papua di Dok II Jayapura, akibat nunggaknya gaji nakes RSUD yg tidak digaji hingga 6 bulan, belakangan juga Dr Anton Mote selaku dir RSUD prop Papua dilaporkan ke Kejati Papua karena dugaan penggelapan dana 2,5 Milyar yang seharusnya dibayarkan sebagai honor petugas KPA (komisi penaggulangan AID).” Paparnya

Lebih lanjut, “kami berharap pihak RSUD Prop Papua tidak main main dengan keselamatan rakyat Papua, krn Dana Otsus itu untuk seluruh rakyat Papua, dan bukan hanya untuk para Elit yang dekat dengan Kekuasaan Lukas Enembe saja.”Tukasnya

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *