Mediapolrinews.Com, Jakarta dalam catatan dinas kesehatan Hingga Oktober 2025, data kasus penyakit menular utama di Jakarta menunjukkan angka yang signifikan, dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi kasus terbanyak, mencapai hampir 2 juta kasus.
Berikut adalah rincian beberapa penyakit menular yang dilaporkan di Jakarta selama tahun 2025:
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA):
Terdapat 1.966.308 kasus hingga pertengahan Oktober 2025, dengan peningkatan yang signifikan teramati sejak Juli 2025.
Demam Berdarah Dengue (DBD): Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat 1.416 kasus DBD hingga Maret 2025,
Tuberkulosis (TB): Kasus TB di Jakarta mencapai 21.000 hingga Mei 2025. Secara nasional, Kementerian Kesehatan menargetkan penemuan kasus TBC secara aktif untuk eliminasi di tahun 2030.
COVID-19: Sepanjang tahun 2025, tercatat 38 kasus COVID-19 di Jakarta yang diklaim masih terkendali.
MERS: Pemetaan risiko untuk penyakit MERS di Jakarta Selatan dan Pusat menunjukkan adanya potensi risiko, namun belum ada laporan kasus yang signifikan.
Data ini menunjukkan bahwa ISPA merupakan beban penyakit menular terbesar di Jakarta pada tahun 2025, diikuti oleh TB dan DBD.

Dalam fenomena ini banyak masyarakat khususnya DKI Jakarta bingung mendapatkan layanan kesehatan yang terjangkau dilain sisi kendala keuangan dan identitas yang kebanyakan mayoritas warga pendatang. Tentunya pelayanan kesehatan dengan di cover BPJS harus dengan domisili sesuai ktp.
Kini masyarakat khususnya di wilayah DKI JAKARTA tidak perlu khawatir lagi KELINIK ADITIYA MEDIKA yang berlokasi di Jl. Pagelarang No.5, RT.5/RW/RW.3, Lubang Buaya, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13810, Memberikan Layanan Kesehatan secara Geratis / Bayar seiklasnya.

mengenal sosok dr. Sukma Aditya Putra. Beliau adalah seorang ASN pendiri Klinik Aditya Medika yang memberikan layanan gratis atau seikhlasnya bagi masyarakat kurang mampu. Meski tanpa tarif, dr. Adit memastikan pelayanan dan obat tetap terbaik.
Operasional klinik sering ia tanggung dari penghasilannya sendiri, namun keyakinannya sederhana, “Ketika kita tulus berbagi, Allah akan cukupkan dan berkahi.”
Bagi rekan-rekannya, ia sosok ASN yang menginspirasi, mampu menyeimbangkan tugas dinas dan pengabdian sosial, menjadikan profesinya sebagai ladang kebaikan.
Setiap malam, saat klinik ditutup dan lampu dipadamkan, pengabdian dr. Adit tetap menyala dalam hati banyak orang.
Prihal ini Harus wajib jadi contoh, panutan bagi setiap Kota Daerah di seluruh pelosok Nusantara.
(Rhama Pranajaya)
