Jakarta -MEDIAPOLRINEWS.COM
Kejadian yang mencemaskan terjadi di ibu kota ketika seorang debit collector (DC) yang diduga berafiliasi dengan BCA Finance melakukan penagihan secara tidak manusiawi dan tidak sesuai prosedur. Insiden ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat terkait praktik penagihan yang kasar dan tidak beretika.
Dalam peristiwa tersebut, seorang kreditur BCA Finance, Setedi Bangun, mengungkapkan bahwa dia menjadi korban penagihan yang arogan dari seorang DC yang diduga terkait dengan BCA Finance. “Saat itu saya sedang berada di warung kopi sesuai janji dengan debit collector. Namun, saat dia datang, dia langsung berteriak meminta saya membayar di depan masyarakat umum tanpa memberikan surat kuasa atau identitas yang jelas,” ujar Setedi Bangun.
Menurut Setedi Bangun, tindakan tersebut tidak hanya mengganggu, tetapi juga melanggar prosedur yang seharusnya diterapkan oleh BCA Finance. Dia menekankan bahwa prosedur yang tepat adalah untuk menunjukkan surat tugas dan identitas yang sah sebelum melakukan penagihan. “Saya meminta surat tugas dan identitas, namun dia tidak dapat menunjukkannya. Hal ini sangat tidak sesuai dengan prosedur yang seharusnya diikuti oleh DC resmi,” tambahnya.
Setedi Bangun juga menyebutkan bahwa ketika dia mencoba untuk meminta bantuan dari pihak kepolisian, pelaku langsung melarikan diri, meninggalkan situasi yang membingungkan dan menegangkan.
Setedi Bangun menekankan pentingnya tindakan yang diambil oleh pihak BCA Finance untuk menindak oknum-oknum yang terlibat dalam praktik penagihan yang tidak sesuai prosedur. “Saya berharap BCA Finance akan mengambil tindakan tegas terhadap oknum-oknum seperti ini untuk mencegah praktik premanisme di masa mendatang. Apakah memerintahkan pihak leasing ilegal untuk melakukan penagihan merupakan tindakan yang diperbolehkan oleh BCA Finance?” tegas Setedi Bangun.
Sementara itu, sampai berita ini dikirim ke redaksi yang sudah dikonfimasi melalui pesan wa ke pihak bca finance bernama pak Nando ,HASMI ,pak Arli tidak ada dijawaban.(Tim/Red)